Minggu, 25 Agustus 2013

Aku tak melahirkan ranting dan dedaunan,
tanpa alasan.

"Tahu kau yang habiskan air mataku?"


"Tentu."

Kau lelah, ya? Kau seringkali lelah. Kau tak berhenti.
Bulan selalu menyaksi, bahwa kau terus berputar.
Tetap berputar, meski mentari sembunyi, meski laut surut.
Aku tak paham rasanya jadi engkau.
Aku hanya tahu kau lelah.
Kau lelah menangis, ya? Kadang kau terbakar. Lalu harus padam dengan air matamu pula.
Aku tak bisa mengutuk, karena seringkali aku menjadi sama.
Bisakah kau memaafkanku?



Denpasar, 25 Agustus 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar