tag:blogger.com,1999:blog-10461435936154089882024-02-20T11:41:33.449-08:00perkara GendisAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.comBlogger20125tag:blogger.com,1999:blog-1046143593615408988.post-73953793460027890792017-06-12T05:00:00.000-07:002017-06-12T05:00:51.046-07:00Sepanjang Masa<span style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;">Hari-hari belakangan cukup melelahkan, tubuh maupun pikiran. Seperti saya yang biasanya, hanya akan bertanya kabar sekedarnya. Bertanya ke Ibu, Bapak, Adik, dan kerabat lainnya. Saya -mungkin- tidak sehangat anak-anak lainnya. Tapi Bapak bisa menerima. Suatu hari ia berpesan, "Kalau Gek tidak berkabar, tidak mengeluh, tidak menangis, Bapak anggap Gek dalam keadaan baik. Setuju?" Tentu saya jawab cepat, "Setuju!" Saya yakin Bapak pun tahu bahwa saya memang tidak akan pernah bercerita tentang hal-hal buruk yang saya alami.</span><br style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;" /><br style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;" /><span style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;">Baiklah, itu bukan alasan untuk menjadi anak yang tidak hangat, tapi orang tua saya masih bisa menerima. Ibu -yang seperti biasanya- tidak mau tuan puterinya ini terganggu akan bersikap biasa saja. Hanya mengucapkan selamat pagi, selamat siang, sampai selamat malam. Setiap hari. Pagi hari ia akan kirim pesan, "Tugek semangat kerjanya." Ini berlaku sejak dulu, lho. Sejak ia kirim pesan pagi, "Tugek semangat kuliahnya." Tidak lupa ditambah emoticon senyuman manis. Berbeda dengan Bapak, Ibu adalah wanita yang pencemas, penuh khawatir, tapi sekaligus penuh semangat.</span><br style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;" /><br style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;" /><span style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;">Semakin bertambah usia, saya akan semakin sering mengingat kebaikan dan kasih sayang Ibu dan Bapak. Saya masih ingat jelas, di malam-malam hari yang rasanya gelap sekali, Ibu akan masuk ke kamar, memijati saya hingga tertidur, tanpa sepatah kata pun. Ia tahu saya tak akan berbicara, maka ia pun diam. Anak gadisnya yang sedang patah hati hanya akan menyendiri, diam, membuat tubuhnya lelah hingga tertidur. Lalu setiap pagi hari, ia mengganti dua sampai tiga tangkai bunga segar di kamar saya. Katanya saya harus seindah dan sesegar bunga-bunga itu. Amin.</span><br style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;" /><br style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;" /><span style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;">Ibu selalu memanjakan saya seperti tuan puteri. Salahkah? Tidak. Ia tahu tuan puterinya cukup pintar dan mandiri untuk belajar dan bertahan sendiri. Ia tidak memaksa saya untuk memegang pisau dan bermain dengan rempah di dapur. Tapi ia memastikan saya bisa melakukan hal itu. Ia tidak memaksa saya membersihkan rumah, atau menemaninya berbelanja ke pasar. Tapi ia memastikan saya bisa melakukan hal itu. Ibu dan Bapak banyak diam dalam mendidik saya. Tapi mereka menjaga saya dengan baik.</span><br style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;" /><br style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;" /><span style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;">Saya masih ingat bagaimana Bapak mengajari saya berkendara. Tidak usah diteruskan karena ia bukan guru yang baik. Bapak kebanyakan ngomel dan marah. Lalu ia biarkan saya belajar sendiri. Dan seperti harapannya, saya jadi lebih pintar saat belajar sendiri. Ibu pun tidak pernah mengajari saya Matematika dan yang lainnya. Apa yang ia lakukan? Duduk di sebelah saya, berjam-jam sambil membaca buku. Apa yang saya lakukan? Saya belajar sendirian, dengan TV dan radio yang berisik, dan Ibu yang hening membaca di sebelah saya. Berjam-jam, sampai lewat tengah malam. Ibu hanya menemani, tidak membantu, tidak mengganggu, tidak melakukan apa pun kecuali membaca, dan satu lagi: menyiapkan air jahe hangat di depan saya. Ibu hanya menemani, dan memberi contoh serta pengorbanan.</span><br style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;" /><br style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;" /><span style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;">Sekarang saya memahami berapa banyak yang sebenarnya Ibu dan Bapak lakukan untuk membesarkan saya. Kalau saya lihat kembali wajah Ibu dan Bapak ketika muda, atau ketika saya berusia satu sampai dua tahun; ah cantik dan tampannya, masih cukup terawat. Saya tahu persis, mereka -seperti orang tua lainnya- memberikan segalanya untuk anak-anak mereka. Kalau uang mereka hanya cukup untuk membeli buku sekolah anak, maka tak jadilah mereka membeli selembar dua lembar pakaian atau sekadar sandal baru. Kasih orang tua memang tak terhingga sepanjang masa.</span><br style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;" /><br style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;" /><span style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;">Sekarang rasanya saya punya hal-hal yang cukup untuk menghidupi diri sendiri, tapi saya berjanji bahwa ini adalah titipan yang dibalaskan untuk Ibu dan Bapak. Mereka adalah semangat terbesar saya. Mereka akan sadari atau tidak, mereka sudah membentuk saya menjadi putri yang tangguh dan keras. Ditambah doa mereka, menjadi putri yang dijaga oleh banyak doa dan keberuntungan. Saya punya tanggung jawab yang sangat besar untuk martabat orang tua saya. Saya harus menjaga mereka, paling tidak seperti mereka menjaga saya sejak dalam rahim Ibu.</span><br style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;" /><br style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;" /><br style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;" /><span style="font-family: sans-serif; font-size: 13.696px;">Bekasi, 12 Juni 2017</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1046143593615408988.post-27285312120441976562015-02-10T21:49:00.000-08:002015-02-10T06:59:01.561-08:00Where Will We Go? Nobody Knows<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kamis, 30 Oktober 2014. Saya sedang menikmati siang yang amat panas di Bantimurung, Makassar. Sampai Ibu menelepon pukul tiga sore. Tidak biasa, seperti saya yang juga tidak biasa sejak beberapa hari sebelumnya. Saya selalu menyebut Bali, selalu ingin pulang ke rumah sejak beberapa hari lalu. Dan terjawab oleh sebab Ibu menelepon, katanya Ninik sudah pulang dengan tenang.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya hanya tersedu.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya tidak hanya mengenang Ninik Aban, saya juga mengingat Pekak Umis. Sebelum Pekak berpulang, beliau meminta sesuatu lewat telepon. "Sering-sering telepon Pekak ya, Putu," katanya. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tapi saya tak pernah pulang atau menelepon sampai hari terakhirnya, di bulan Mei 2013. Saya menangis hampir seharian, setelah Ibu menelepon di pagi hari, yang saya pikir juga telepon tak biasa.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya hanya menyesal.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Ibu saya adalah Ibu yang super pengertian. Sejak pergi merantau, saya diperlakukan seperti tuan puteri. Tidak boleh capek, tidak boleh banyak pikiran, tidak boleh ini dan itu, dan yang paling penting adalah tidak boleh diganggu. Maka beliau hanya menelepon di malam hari, sehabis pulang kuliah atau pulang bekerja. Itu pun maksimal dua kali seminggu.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kadang saya membayangkan menjadi Ibu, rasanya mungkin kesepian.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tapi saya tetap hanya menelepon seminggu sekali. :(</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sampai suatu hari saya memikirkan satu hal,</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">untuk apa saya pergi merantau?</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dulunya karena cita-cita.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sejak SMA saya ingin menjadi mahasiswa ITS, tepatnya mahasiswa Jurusan Statistika ITS. Lalu mestakung mengantarkan saya ke tempat tujuan.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Usai kuliah, saya diterima bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta. Bagi saya ini anugerah ke sekian miliar kalinya dari Tuhan. Sebab semuanya begitu mengalir. Meskipun saya harus pergi lebih jauh lagi dari rumah.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jadi, ini adalah tahun ke-lima saya hidup jauh dari rumah. </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Rasanya semakin menantang.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya merasa sangat senang menghabiskan empat tahun di Surabaya. Begitu juga untuk beberapa bulan di Makassar. Di akhir bulan ini, mungkin saja saya akan pergi lagi meninggalkan Jakarta. Namun syukurnya, setiap tempat yang pernah saya tinggali selalu memberikan pelajaran dan kesenangan.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Setiap kota pasti memberi persahabatan baru dan perpisahan.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Surabaya memberi tahu saya untuk apa kita menyusun rakit, dan untuk apa kita mendayung bersama. Saya tidak akan pernah bisa bertahan hidup sendiri tanpa teman-teman yang bagai saudara sedarah.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jakarta mengajari saya soal belas kasih. Saya mendapat bantuan dari banyak tangan Tuhan. Bagaimana bisa saya hidup seminggu bersama keluarga yang sebelumnya tidak pernah saya kenal? Kota yang ajaib.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lalu Makassar mengajarkan saya soal ketangguhan. Tangguh dalam bekerja dan belajar, tangguh dalam berteman, termasuk tangguh dalam menghadapi perampok. :(</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lantas saya melanjutkan pikiran soal pergi merantau. Saya tidak pernah rugi. Kecuali untuk waktu bersama keluarga yang tidak akan pernah bisa saya tukar dengan cita-cita, karir, bahkan uang. Ketika saya kehilangan Pekak di Surabaya atau ketika saya kehilangan Ninik di Makassar, mudah-mudahan mereka mengerti bahwa saya selalu bermimpi untuk membanggakan mereka. Bermimpi suatu hari saya pulang dengan hasil keringat saya sendiri. Amin.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tapi dari jauh saya tetap bisa memantau dan berdoa, agar mereka yang saya sayangi selalu diberi kekuatan dan kebahagiaan. Amin.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya pernah membenci suasana rumah. Dan ketika jauh dari rumah, saya sering amat merindukan seisi rumah. Saya percaya, Tuhan sedang menyampaikan beberapa pelajaran kepada saya. Dan mudah-mudahan saya selalu bersedia untuk belajar. Amin.</span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><i>"Where will we go? Nobody knows." - Coldplay</i></span></div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jakarta, 10 Februari 2015</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.com0Jakarta, Special Capital Region of Jakarta, Indonesia-6.2087634 106.84559899999999-6.4613213999999992 106.5228755 -5.9562054 107.16832249999999tag:blogger.com,1999:blog-1046143593615408988.post-47763316690801389292014-07-10T23:41:00.000-07:002014-07-10T09:46:38.705-07:00Merawat Pikiran<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Saya sedang membaca kembali tulisan Andi Hakim Nasution; beberapa halaman dari buku Pola Induksi Seorang Eksperimentalis. Dalam bukunya, Andi Hakim Nasution mengikuti pandangan Al-Ghazali, bahwa ada ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap manusia. Juga ada ilmu yang hanya wajib dipelajari oleh masyarakat, namun tidak oleh setiap orang. Pada bagian ini, saya seperti kena telak. Sebab ada banyak nalar yang saya lewatkan, sengaja ataupun tidak. <strike>Ada lagi sebab lainnya; status calon sarjana sains.</strike></span><br />
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Soal nalar, Robin S. Sharma menulis bagian ini pada buku The Monk Who Sold His Ferrari:</span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><i>"The sages taught me that on an average day, the average person runs about sixty thousands thoughts through his mind. What really amazed me though, was that ninety-five percent of those thoughts were the same as the ones you thought the day before."</i></span></blockquote>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Lanjutannya adalah, sebagian besar dari pikiran itu adalah kecemasan. Cemas soal masa lalu dan masa depan, sampai lupa untuk menghidupkan hari ini. Dari sini, saya kemudian beralih soal merawat pikiran. Sebab rasanya begitu sulit untuk merawat pikiran. Misalnya merawat pikiran dalam riuhnya media massa.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dalam masa Pemilu, saya menabung keraguan untuk Capres No.1 lewat stasiun televisi swasta *sensor1*. Juga bisa menabung keraguan untuk Capres No.2 lewat stasiun televisi swasta *sensor2*. Padahal satu di antara kedua stasiun televisi itu adalah favorit saya. <strike>Favorit</strike> lantas dicoret sebab perkara ini.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sebenarnya bukan hanya dalam masa Pemilu, kekuasaan media massa rasanya abadi. Begini; pada tahun 2009 saya harus menyelesaikan sebuah tulisan. Soal peralihan budaya <i>ogoh-ogoh</i> di Bali. Singkatnya, saya membaca koran harian Bali Post pada setiap bulan Maret, sejak tahun 1980 sampai dengan tahun 2009, sebab <i>ogoh-ogoh</i> hanya ada dalam rangkaian Hari Raya Nyepi yang pasti berada dalam bulan Maret. Tentu hanya membaca sepintas kilas. Maka dari sepintas-sepintas itu, saya sedikit tahu kekuatan media massa sejak tahun 1980. Meskipun saya baru lahir pada tahun 1992.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kita sama-sama tahu apa yang pernah terjadi sepanjang tahun 1980 sampai dengan 2009. <i>If you really know what I mean</i>, kita sama-sama tahu siapa yang pernah (sedang) berkuasa dalam masa itu. Pendeknya, tak ada berita buruk soal era itu, semuanya baik, sangat teramat baik. Namun tak berlaku sepanjang 30 tahun tersebut. Sebab pada masa setelahnya, isi koran jadi netral, berani, dan kritis, bahkan sangat kritis. Nampaknya ada keberanian yang sudah merdeka.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Lalu bagaimana hari ini?</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sampai pada hari ini, internet hampir seperti udara. Maka tak heran jika ada banyak informasi dan informan. Tetapi tidak semua pembaca andal dalam menyaring informasi. Tidak semua pembaca, dan termasuk saya. Ada beberapa di antara masyarakat yang belum andal membedakan fakta dan opini. Ada beberapa di antara masyarakat, <strike>termasuk calon sarjana</strike>. Bahkan yang menjadi persoalan bukanlah keandalannya, tapi pilihannya untuk tidak mau tahu. Kalau sudah begitu, saran dan kritik dalam opini lantas semaunya ditafsir sebagai fitnah dan pencemaran nama baik. Lalu dengan singkat dapat menciptakan konflik. Selainnya, ada pula informan yang menulis opininya sebagai fakta, yang lantas dengan ringan dipercaya, atau dituntut hingga menciptakan konflik.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Itulah mengapa manusia perlu menyadari bahwa ada ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap manusia. Andi Hakim Nasution juga menulis dalam kutipan lain:</span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"<span style="orphans: 2; text-align: -webkit-auto; widows: 2;">Namun karena <i>kedhaifan</i> manusia, walaupun ia itu sudah dianggap orang sangat tinggi akal dan budinya, segala sesuatu hasil pengamatan dan perenungan manusia itu selalu saja adalah 'kebenaran' yang diukur oleh alat ukur yang dipikirkan dan diciptakan manusia itu sendiri."</span></span></blockquote>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kembali pada merawat pikiran, maka yang kita tahu hari ini adalah yang tak bisa dipastikan kebenarannya oleh semua jenis alat ukur. Barangkali kita memang punya alat ukur sendiri, yang berbeda antara satu dengan lainnya. Hanya saja, yang benar tak selalu berarti yang kita inginkan. <i>May we accept knowledge from all quarters</i> [1]. </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">***</span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; font-size: x-small;">[1] Kutipan dari Upanishad dalam Pola Induksi Seorang Eksperimentalis</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.com0Surabaya, East Java, Indonesia-7.2642396 112.74557879999998-7.5162531 112.42285529999998 -7.0122260999999995 113.06830229999997tag:blogger.com,1999:blog-1046143593615408988.post-59231656433017371282014-01-28T14:31:00.000-08:002014-01-27T23:32:35.646-08:00Suri [1]<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Suri kecil tersentak. Rasanya ia baru saja berbaring, menikmati
tidur siangnya di atas tempat tidur seorang tuan putri; tentu cantik, mahal,
dan terbuat dari ribuan busa berkualitas paling tinggi. Suri memang tak pernah
kekurangan. Siapa yang berani membuat Suri menderita? Satu-satunya anak manis dalam
keluarga Tuan Pejabat Royals, yang korupsinya jadi kejahatan paling sempurna
sepanjang dekade.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Suri tersentak sebab ia terbangun di tempat lain, atau bisa
jadi masa yang lain. Suri tak bangun di atas tempat tidur seorang tuan putri. Suri
terbangun di atas genting.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Suri menepuk tangan di muka wajahnya. Memastikan apakah ia
sedang bermimpi. “Bukan mimpi, Suri benar sudah bangun tidur,” gumamnya sambil
melinangkan air mata. “Mamaaaang!” serunya mulai panik. Tentu Mamang tak
menjawab. Tak ada pembantu paling setia bersama Suri. Mamang sedang di istana,
bukan bersama Suri yang baru terbangun di atas genting. Suri hanya sendiri di
atas genting. Hanya ada genting dan... lautan. Dan Suri.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Suri semakin panik. Suri tak bisa berenang. Suri tak boleh sering
berenang oleh Ibu Royals. “Kulitmu tak boleh kena kaporit, Sayang.” Kata Ibu
Royals. Apalagi untuk berenang di laut, maka Ayah Royals juga ikut nyinyir, “Suri
jangan dekat laut, air laut itu karsinogen. Suri tahu karsinogen? Nanti Suri
bisa kena kanker kalau main di air laut. Laut itu tong sampah Ayah. Ke mana
lagi Ayah buang limbah pabrik kita? Masak anak Ayah mau berenang di tong
sampah?” Itulah yang lebih sedih untuk hidup Suri, karena air laut kini jadi
karsinogen, Suri kecil bahkan tak bisa membangun istana dari pasir pantai. Suri
memang punya istana yang sebenarnya. Istana Royals.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sebab tak bisa berenang, Suri hanya diam. Suri masih bisa
menggunakan kedua mata bulatnya, melihat-lihat sampai ujung yang dapat
dijangkaunya. Suri tak yakin ini lautan, karena ia di atas genting. Mana ada
genting mengapung dengan sangat tenang di atas permukaan laut? Kecuali genting
ini memang atap sebuah rumah. Kecuali lautan ini adalah air bah.</span></div>
<br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">*bersambung</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.com0Surabaya, East Java, Indonesia-7.2642396 112.74557879999998-7.5162531 112.42285529999998 -7.0122260999999995 113.06830229999997tag:blogger.com,1999:blog-1046143593615408988.post-37769382722339751942013-12-09T09:11:00.000-08:002013-12-09T06:15:14.990-08:00Sistem<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-size: 12.0pt;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Desember.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-size: 12.0pt;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku baru kembali dari
Gunung Arjuno. Semalaman kuhabiskan di ketinggian sekian. Tak kucatat, tapi
kuingat betul dinginnya pegunungan. Menyakitkan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-size: 12.0pt;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Namun begitu hangat ketika
pagi mekar.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-size: 12.0pt;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">***<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-size: 12.0pt;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tapi ada soal lain yang
ingin kubincangkan, selain soal kembali ke Surabaya, soal kembali pada suhu
bermodus 26 derajat Cecius dalam beberapa minggu terakhir. Ini soal sistem, dan
pergumulan dengan idealismeku (yang) sendiri(an).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-size: 12.0pt;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku seringkali tak sepaham
dengan suatu sistem. Termasuk sistem pendidikan di Indonesia. Tapi tak akan
kubahas banyak-banyak. Kata Andi Hakim Nasution, “Kalau Anda punya musuh besar
dan ingin ia tersiksa di dunia, doakanlah dia menjadi Menteri Pendidikan.”
Seperti begitu menyiksa, ya? Tuhan, kuatkanlah Menteri Pendidikan kami, Amin.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-size: 12.0pt;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Meski seringkali tak
sepaham dengan sistem, aku tak pernah berontak. Aku diam. Beku di belakang. Dan
ini berulang dalam beberapa tahun belakangan. Masalahku, ini seringkali
mengganggu. Bagaimana rasanya kau tak bisa memuntahkan isi perutmu? Padahal kau
mual sekali, muak sekali.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-size: 12.0pt;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku punya sejuta alasan
untuk diam. Karena pernah bicara dan tentu kalah. Karena (rasanya) tak akan ada
yang sepaham. Karena aku takut tersisih sendirian. Karena aku tak mau
memperpanjang persoalan. Karena aku tak mau buat perkara. Karena <i>bla bla bla</i>. Hingga karena aku pikir, <b>barangkali</b> <b>pendapatku hanya berlaku untukku, bukan untuk yang lain</b>. Maka kalau
aku bicara, aku egois. Apalagi jika berontak, maka aku dua kali lipat lebih
egois. Jadi, kalau tidak diam, aku hanya mundur dan hilang.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-size: 12.0pt;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sejak sering diam, aku tak
bisa lagi menemukan perumpaan untuk diriku sendiri. Aku, bertahun-tahun,
berdiri di atas sistem yang tak kuhendaki. Aku belum bisa jadi pemberani. Aku
bahkan tak bisa bercerita banyak di sini. Semoga Gendis nanti jadi pemberani,
ya! Amin.</span><o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.com2Surabaya, East Java, Indonesia-7.2891660000000007 112.73439800000006-7.541179500000001 112.41167450000006 -7.0371525 113.05712150000005tag:blogger.com,1999:blog-1046143593615408988.post-73073342318244416382013-11-28T22:44:00.000-08:002013-11-28T07:46:27.077-08:00Sebenar-benarnya acak.<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Hari ini diacak saja.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><i>Toh</i> tidak akan jadi masalah bagi Nusantara. Meski sedang bergemuruh konflik dokter dengan entah siapa di luar sana. </span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Baiklah, tak tahan untuk melewatkan cerita. Sebenarnya, aku sedang menolak mengikuti perkara satu ini; dokter berdemo.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Baru kali ini aku lihat dokter seperti ini.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Beberapa hari lalu, Disa bercerita, soal dokter Ayu. Selama ini, melalui Disa aku lihat sedikit pedihnya menjadi seorang dokter. Kalau tak selamat, dokter bersalah. Kalau selamat, maka <i>THANKS GOD!</i> Meski hidup-mati dan segalanya memang ada di jemari Tuhan. Tapi ada yang bikin sebal, coba saja kalau kau lihat ucapan seorang calon dokter, "Bagaimana satu hari tanpa dokternya?" Dipikirnya untuk apa sumpah dokternya kelak, yang akan bergema dari mulutnya sendiri. Bagiku, dokter adalah pekerjaan yang pasti mulia, dengan nurani, bukan dengan dendam.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Aku menolak mengikuti perkara satu ini. Aku diam saja. Diam-diam juga harus berdoa, agar dokter tak sampai bermusuhan dengan masyarakat, <i>and vice versa</i>. Ah, ampuni kami.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">***</span><br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Minggu ini aku dapat kabar duka, dari kawan SMP. Ia sakit, dan pulang ke rumah Tuhan.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sudah tiga kawan SMP yang pamit duluan. Maka sesekali aku bertanya, dan harus menjawab sendiri apa yang kutanyakan.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Hidup ini sampai kapan? Tak ada yang tahu akan sepanjang apa nafasmu di bumi. Kalau kata orang Jawa, <i>urip nang dunyo mung mampir ngombe</i>, bahwa hidup di dunia ini hanya untuk mampir minum. Benar juga. Dan soal apakah hidup harus meninggalkan bekas, itu pilihan, pilihan ganda.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ada bekas baik, juga ada yang tak baik. Sering aku mau menggaris yang baik, tapi rasanya belum bisa. Belum rampung. Memang hidupku belum tentu rampung malam ini.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Soal bekas baik, mungkin kucing akan bertanya, "Mau sebaik apa, Mbak Setya?"</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Barangkali bisa kujawab, "Sebaik aku tak lagi membenci engkau dan kaummu, Cing." Haha. </span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">*Aku baru mengubah sudut pandang soal kucing, yang mungkin suatu hari saja kuceritakan.*</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">***</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Halo, masih terjaga?</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku benar-benar acak. Acak sampai urutan cerita. Maka cukup saja bagian ini, ya?</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kalau Gendis nanti baca, intinya hanya; aku menulis untuk Gendis dan perkara-perkaranya. Perkara sebelum Gendis dan berjuta Gendis lainnya mampu membaca. Untuk Gendis, menggaris bekas adalah menulis.</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.com0Surabaya, East Java, Indonesia-7.2891660000000007 112.73439800000006-7.541179500000001 112.41167450000006 -7.0371525 113.05712150000005tag:blogger.com,1999:blog-1046143593615408988.post-73340105292783706772013-11-04T23:26:00.000-08:002013-11-04T08:30:42.007-08:00Kau pasti akan berjumpa mentari.<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Kawanku sedang patah hati. Maka aku pun mau mengakui soal aku pernah patah hati.</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">***</span></div>
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Hampir setahun. Setelah lebih dari dua tahun yang terasa singkat.</span><br />
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Kau pasti bingung apa yang kubicarakan pada kalimat pertama dan kedua.</span><br />
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Begini;</span><br />
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Di Juli 2010, aku tenggelam pada pria sederhana, yang biasanya lakukan apa saja supaya aku tertawa. Bahkan terbahak-bahak. Seringkali terbahak-bahak, sampai banjir air mata. Bagaimana bisa tak suka? Tentu sulit. Maka meski harus menyambung-nyambung rindu dari Surabaya hingga Jakarta, status berpacaran tetap ingin digenggam, erat-erat.</span><br />
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Kalau kau pernah tahu rasanya jatuh cinta, mungkin tidak sulit memahami bahwa aku tenggelam. Begitu saja tenggelam. Setiap hari, meski terpisah sekitar delapan ratus kilometer, rasanya berwarna. Apalagi kalau ada kesempatan bertemu, dunia sejuta kali lebih berwarna! Tapi yang indah tak selalu lama-lama. Begitu juga kata Ibu, bahwa yang indah tak selalu lama-lama, karena di setiap senang, ada sedih yang ikut antri. Sederhana saja; aku kehujanan di November 2012. Kehujanan air mata.</span><br />
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Desember 2012, aku kena kemarau. Kering, tidak bisa lagi berlinang air mata. Tepatnya, tidak boleh lagi. Aku belajar lupa. Lupa bahwa ada perbincangan di telepon setiap pagi. Lupa bahwa sebelumnya, tawaku hanya bergantung pada pria-sederhana-yang-biasanya-lakukan-apa-saja-supaya-aku-tertawa itu. Lupa bahwa hampir seribu hari sebelumnya aku menimbun terlalu banyak senang, menyimpannya dalam-dalam, mengharapkannya dalam-dalam.</span><br />
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Masih di Desember 2012, aku kebanjiran lagi. Ada yang kulupa. Aku lupa berterima kasih pada Tuhan. Aku lupa bahwa aku teramat sombong. Hampir seribu hari terakhir dari Desember 2012, aku lupa bertemu Tuhan di setiap pagi, siang, juga malam. Maka sejak hari yang juga kulupa itu, aku kembali pada Tuhan, merindukanNya di setiap pagi sampai malam. Bertanya kepadaNya bagaimana kembali ke titik nol. Bercerita kepadaNya bagaimana sakitnya kembali ke titik nol. </span><br />
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Seketika berubah. Seketika semua berubah. Hujan dan kemarau kemudian hilang. Hilang pelan-pelan mulai Desember 2012. Aku kembali pada Tuhan. Kembali pada keluarga dan teman-teman. Aku ubah gaya rambut, aku ubah gaya berpakaian, aku ubah hampir segalanya! Aku mulai diet; hilangkan empat kilogram, tiga kilogram, dan seterusnya. Aku belajar makan sayuran, yang sebelumnya tak bisa kulakukan. Aku berolahraga. Berlari, yoga, dan lainnya. Aku tinggalkan yang tak sehat, pelan-pelan.</span><br />
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Halo, November. Tak mudah menjalani setahun ini. Setahun untuk bertemu November kembali. Aku kehilangan kakek di Maret 2013, beliau menyusul nenek ke rumah Tuhan. Aku bersenang-senang di Bandung pada Juli 2013. Aku berlari lebih giat mulai September 2013. Kadang aku berlebihan soal pencapaian berolahraga; karena pesona Maggie Greene di The Walking Dead dan Katniss Everdeen di The Hunger Games. Aku resmi menjadi dua puluh satu tahun di Oktober 2013. Aku jadi menikmati segalanya. Aku tak lagi belajar lupa. Kadang aku rapikan ingatan, kupelajari baik-baik. Kalau tiba waktunya, aku akan diuji kembali, maka aku tak seharusnya lupa pelajaran sebelumnya.</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">***</span></div>
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><i>Your broken heart isn't that bad</i>. Kau pasti akan lalui badai. Kau juga pasti berjumpa mentari. Tenanglah, tetap bersama Tuhan, dan atom-atom positifnya. Belajarlah.</span><br />
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Jangan lupa senyum, ya.</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Kau juga akan berjumpa mentari.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.com0Surabaya, East Java, Indonesia-7.2891660000000007 112.73439800000006-7.541179500000001 112.41167450000006 -7.0371525 113.05712150000005tag:blogger.com,1999:blog-1046143593615408988.post-19551010026303925862013-11-04T22:30:00.000-08:002013-11-04T07:27:11.048-08:00dalam rindu kepada Bandung<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Halo, November.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Menjadikan perkara Gendis sebagai buku harian adalah tidak mudah. Menulis setiap pikiran juga tidak mudah. Tapi sesekali, bercerita itu perlu.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Banyak yang terlewat. Soal penembakan polisi, dinasti politik, televisi sampah, sampai negeri ini kehabisan buku nikah (atau surat nikah, entahlah).</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ada yang belum terlewat; rindu.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku merindukan Bandung sejak beberapa minggu lalu. Merindu sampai menusuk-nusuk, ke memori paling dalam. Soal bagaimana hujan turun di Tikukur, bagaimana Lembang terlihat begitu jauh. Kabut, layang-layang, langit gerimis, dan senja kemerahan. Bandung tak pernah tak indah kala itu.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Nah, sewaktu tinggal di Tikukur, aku biasa menikmati sore di ujung dapur. Di sudut itu aku bisa lihat Lembang, di bawah langit senja dengan layang-layang. Sesekali gerimis merintik, kadang juga hujan begitu deras. Usai itu, kalau langit belum gelap, maka mentari seperti membelah, meminta jalan untuknya bersinar lagi. Kadang diijinkan, kadang juga tidak.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku juga rindu berjalan kaki. Untuk mengobatinya, mudah saja; berjalan kaki dengan rute kos-kampus-kos. Tapi berbeda. Tak ada gerimis, tak ada hujan deras. Terik dan menyengat. Tidak sejuk sama sekali. Tentu begini Surabaya. Tapi kemudian aku bertanya; aku rindu Bandung atau hujannya?</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Surabaya, 4 November 2013</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">dalam rindu kepada Bandung.</span></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.com0Surabaya, East Java, Indonesia-7.2891660000000007 112.73439800000006-7.541179500000001 112.41167450000006 -7.0371525 113.05712150000005tag:blogger.com,1999:blog-1046143593615408988.post-75625719485393092772013-09-08T23:35:00.000-07:002013-09-09T06:31:22.468-07:00<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 13.5pt;">Jatuh
cinta seperti mulai berenang saja.</span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 13.5pt;">Sekali kau coba, bersiaplah.</span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 13.5pt;">Dua kali kau coba, belajarlah.</span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 13.5pt;">Tiga kali kau coba, belajarlah.</span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">
<span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 13.5pt;">Sejuta kali kau coba, kalau tak jadi perenang andal, kau
tamat<span class="apple-converted-space"> </span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 18pt;">tenggelam</span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 13.5pt;">.</span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.com0Surabaya, East Java, Indonesia-7.2891660000000007 112.73439800000006-7.541179500000001 112.41167450000006 -7.0371525 113.05712150000005tag:blogger.com,1999:blog-1046143593615408988.post-38384151326236495872013-09-01T00:35:00.000-07:002013-09-07T00:50:27.198-07:00soal Semesta<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Semesta
punya anak. Punya banyak. Satunya, malam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Malam
seringkali menguntit. Sampai pagi pernah marah.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Kau
tahu mengapa?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Karena malam telah
membuat pagi dibenci.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Malam adalah kanvas
dimana mimpi-mimpi dilukis.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Dan pagi adalah kereta
yang melontarkan orang ke dunia nyata. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
</div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Siapa yang tak benci
realita?<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Aku
kenal bumi. Satu anak semesta lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Katanya
bumi tak benci realita. Bumi mengikuti bentuk. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Ditumpangi
pagi dan malam, dan senja emas kadang-kadang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Kadang
bumi dipeluk api, merah sekali, merah sampai menyisa abu-abu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Kadang
lagi bumi diguyur lautan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Tapi
bumi bisu. Realitanya tak pernah hangat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: left;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">Ia tak benci realita, ya
tidak?</span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><br /></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><br /></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Entah karena ia memang
tak benci, atau karena sudah terlanjur muak.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Dua perasaan yang
digariskan untuk saling menyerupai. Mirip. <o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Mengingatkanku pada
planet dan bintang. <o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Bermiliar anak semesta
lainnya,<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">yang masing-masing
menyimpan rahasia. <o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Kadang aku
bertanya-tanya,<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
</div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">rahasia apa yang
tersembunyi di balik pijaran bola apinya.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Benar
juga katamu. Bumi mungkin muak. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Lelah
dia membisu, dan hanya mungkin berputar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Hanya
berputar, tidak pernah lebih.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Bola
api. Pernah kau lihat?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Aku
hendak ceritakan kepadamu, rahasia semesta yang kutahu, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">yang
pada suatu siang, semesta membisik di Pulau Jawa. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Ah, aku jadi bergidik
membayangkannya; <o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">hanya dengan berputar,
ia telah menghidupi ratusan triliun makhluk hidup. <o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Kurasa kita tak pernah
tahu,<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">apa akibat dari satu
gerak kecil yg kita lakukan, ya?<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Tentu, bola api itulah
yang menyapamu tiap malam <o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">saat kau menoleh ke
luar jendelamu. <o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Mungkin ia juga yang
membisikkan rahasia itu padamu.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
</div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Bagikanlah padaku,
rahasia itu.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Tanyamu
pernah kutuliskan. Sejak kudapati yang kupikir rahasia itu, sejak semesta
membisik di Pulau Jawa, aku menuliskan surat untuk kesayanganku. Untuk anak
bumi berikutnya, untuk keturunanku, keturunanmu, juga anjing dan cempaka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Kata
Pramoedya, tiap-tiap manusia berasal dari satu keturunan, maka antara satu dan
lainnya adalah saudara. Pun dengan anjing dan cempaka, aku bersaudara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Maka
suratku boleh kau baca, tak cuma buat Gendisku, begini ceritanya...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">bersama Disa Saraswati;<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
</div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="text-align: right;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt;">Surabaya, 1 September
2013<o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.com0Surabaya, East Java, Indonesia-7.2891660000000007 112.73439800000006-7.541179500000001 112.41167450000006 -7.0371525 113.05712150000005tag:blogger.com,1999:blog-1046143593615408988.post-83645394030319813052013-08-25T00:32:00.000-07:002013-08-24T09:36:23.494-07:00<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku tak melahirkan ranting dan dedaunan,</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">tanpa alasan.</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Tahu kau yang habiskan air mataku?"</span><br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Tentu."</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kau lelah, ya? Kau seringkali lelah. Kau tak berhenti.</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Bulan selalu menyaksi, bahwa kau terus berputar.</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tetap berputar, meski mentari sembunyi, meski laut surut.</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku tak paham rasanya jadi engkau.</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku hanya tahu kau lelah.</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kau lelah menangis, ya? Kadang kau terbakar. Lalu harus padam dengan air matamu pula.</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Aku tak bisa mengutuk, karena seringkali aku menjadi sama.</span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Bisakah kau memaafkanku?</b></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Denpasar, 25 Agustus 2013</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.com0Denpasar, Bali, Indonesia-8.65629 115.22209900000007-8.9074435 114.89937550000008 -8.4051365000000011 115.54482250000007tag:blogger.com,1999:blog-1046143593615408988.post-89184441565714438312013-08-24T23:00:00.000-07:002013-08-24T09:00:32.932-07:00<h2>
<blockquote class="tr_bq">
<i><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; font-size: large;">Isn't all in the past, little sister? And what's in the past can never be repeated.</span></i></blockquote>
<i><div style="text-align: center;">
<i><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; font-size: small;">- Pramoedya Ananta Toer in It's Not An All Night Fair</span></i></div>
</i></h2>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.com0Denpasar, Bali, Indonesia-8.65629 115.22209900000007-8.9074435 114.89937550000008 -8.4051365000000011 115.54482250000007tag:blogger.com,1999:blog-1046143593615408988.post-91349655036776359872013-07-31T15:00:00.000-07:002013-08-22T21:04:28.687-07:00gara-gara hati<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Pria itu menangis
tak karuan. Seragam yang tadinya rapi jadi kumal berantakan. Kumal oleh air
mata dan cairan infus yang dikoyaknya. Ia tak terima. Tak terima kalau istrinya
tak dapat donor hati.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Kalian ini juga
perlu donor hati. Kalian <i>nggak</i> punya
hati lihat kondisi istri saya. Ambil hati saya sekalian!” katanya tak karuan.
Tak karuan seperti tangisnya di muka tim medis.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kecewanya bukan tak
beralasan. Sang istri harusnya mendapat donor hati sore nanti. Tapi rumah sakit
membatalkan. Katanya, segerombolan pencuri mengambil semua persediaan hati.
Tidak hanya di rumah sakit, dan tak hanya penderita gagal fungsi hati, banyak
orang di kota yang kehilangan hati.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Di jalan utama,
seorang wanita muda sedang memaki bocah kecil penjual koran.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Sialan <i>lu</i>, kampret! <i>Gua</i> <i>nggak</i> mau beli koran,
<i>lu</i> masih <i>deket-deket</i>, <i>gua buru-buru</i>
ada <i>meeting</i>, kampret!<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Persetanlah mau
pencuri hati, hati hilang, persetanlah!<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Kampret!” umpatnya
sekali lagi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Dasar tante <i>nggak</i> punya hati! Pelacur elit!” balas
si bocah yang hatinya ketinggalan di pintu gerbang sekolah. Setelah
bertahun-tahun ketinggalan, bukannya kembali, hatinya malah dikoyak mucikari,
sesekali dititipkan ke markas besar jaringan pengamen tingkat nasional. Maka
kalau tidak melacur, bocah belasan tahun itu pasti mengamen sambil
melihat-lihat hatinya, supaya tak termakan kucing di markas besar jaringan
pengamen tingkat nasional. Baru belakangan ini dia menjual koran, baru setelah
berbulan-bulan menstruasinya tak kunjung datang.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sementara di kota
tetangga, rumah sakit diberitakan penuh akan pasien. Para dokter sudah tidak
tidur selama seminggu. Banyak gadis yang mendadak menjadi pasien, pasien akut.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Kamu juga
kehilangan hati?”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Iya, Dok.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Bagaimana gejala
awalnya?”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Dada saya sering
sakit, Dok. Tadi pagi sewaktu mau mandi, ada jahitan di dada saya, rasanya ada
yang kosong, Dok.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Hasil pemeriksaan
menunjukkan kalau hati kamu memang tidak ada, ini saya berikan resep saja,
beberapa bulan lagi mungkin sudah kembali ke tempatnya. Jahitan di dada itu
biarkan saja, nanti kalau sudah kembali baru kita benahi, ya.” Si dokter
menyobek kertas resep yang sudah ditulisnya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Lanjutkan hidup.”
Begitu tulisan di resep. Para gadis yang sudah terapi lanjutkan hidup sejak
seminggu lalu, sesekali kembali ke rumah sakit untuk kontrol rutin. Tapi
sayang, semuanya belum benar-benar selesai. Mungkin memang benar kata si
dokter, setelah minimal berbulan-bulan hati itu baru bisa kembali.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Lain lagi di kantor
polisi. Tak hanya gadis, kebanyakan pria muda juga membuat laporan. Laporan
pencurian hati.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Dicurinya di mana?”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Di restoran
sebelah, Pak.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Bisa jelaskan
ciri-ciri pelaku pencurian?”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Sekilas dia biasa
saja, Pak. Ketika dekat baru saya bisa lihat tahi lalat di atas bibir
mungilnya, manis sekali.” Katanya mesem-mesem.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Selain itu? Yang
lebih jelas,” gerutu si polisi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Saya ingat betul
kakinya yang lumayan panjang. Kulitnya bersih dan putih langsat, Pak. Montok
sekali. Montok depan dan belakang. Matanya tajam. Persis seperti Angelina
Jolie. Bicaranya teduh sekali. Matanya berbinar seperti Lady Diana. Permisi,
katanya kepada saya. Senyumnya itu, <i>lho</i>,
Pak. AHH!”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Ah yang itu, sudah
sering saya terima laporan macam begitu.<i> </i>Terus<i> gimana kok </i>hati kamu bisa dicuri?”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Nah sewaktu saya
membuka jalan untuk dia lewat, dada saya disentuhnya, Pak. Tahu-tahu tangannya
ngambil hati saya. Sudah begitu, saya tidak sadarkan diri. Ketika bangun, saya
muntah kupu-kupu banyak sekali. Kata dokter, cacing di perut saya berevolusi
jadi kupu-kupu.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Standar juga
pencuriannya ya. Ya sudah kalau begitu. Saya buatkan laporannya,” si polisi
menyudahi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Ternyata tak hanya
di kota, kasus kehilangan hati terjadi di mana-mana. Sampai di seluruh dunia.
Konon hati hasil curian itu dibawa ke suatu pulau, dimana hati adalah makanan
pokok penduduknya. Namun aparat keamanan dan pemerintahan tidak bisa berbuat
banyak. Hati yang tiba-tiba hilang, gagal berfungsi, dan hati-hati yang dicuri
lenyap begitu saja, yang dicuri pun lenyap bersama pencurinya, sehingga pria
muda yang kecurian lantas menjadi kesakitan. Para pria muda yang dulunya
melaporkan ke kantor polisi, beralih jalan ke rumah sakit.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<div style="text-align: center;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">***<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Pesan hati satu,
yang manis yang merah muda, yang menggelora.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<br /></div>
<br />
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: right;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Bandung,
31 Juli 2013.</span><span style="font-family: Tahoma, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.com0Bandung, West Java, Indonesia-6.9147444 107.6098111-7.0408529 107.4484496 -6.7886359 107.7711726tag:blogger.com,1999:blog-1046143593615408988.post-78455601313507494832013-07-31T13:50:00.000-07:002013-08-22T08:02:31.339-07:00kepada Bumi<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Aku bermimpi tentang
bumi. Tentang lautan yang tak ada lagi. Atau daratan yang tak ada lagi.
Bermimpi tentang bumi. Tentang Jakarta yang tenggelam. Tentang Bali yang tak
nampak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Tentang Soekarno
yang hidup lagi. Tentang Soe Hok Gie yang turun gunung. Tentang kejutan dari
bumi. Tentang. Tentang. Tentang ke mana semua akan pergi? Ke mana semua sedang
pergi?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Bermiliar-miliar
manusia menumpang di bumi, di atas permukaan bumi. Mungkin sedang tidur, duduk,
berdiri, tidak penting. Aku satunya. Aku satunya yang sedang duduk dan
bermimpi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Aku pernah lihat
manusia dicaci. Aku pernah lihat manusia dipukuli. Apalagi anjing. Apalagi
ular. Apalagi rerumputan. Tak usah kuceritakan, kau pasti tahu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Aku pernah lihat
Jakarta. Besar sekali. Tinggi sekali. Padat memuakkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Aku pernah lihat
Pulau Bali. Sebenarnya kurang tepat begitu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Aku lahir di Pulau
Bali. Aku habiskan delapan belas tahun di Pulau Bali Dewata Seribu Pura Tujuan
Dunia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Lalu aku berganti.
Berganti rupa. Panjang juga umurku sejak tiga tahun lalu aku tinggalkan Pulau
Bali Dewata Seribu Pura Tujuan Dunia sejenak-sejenak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Ternyata Pulau Bali
Dewata Seribu Pura Tujuan Dunia juga berganti rupa. Panjang juga umurnya sejak
tiga tahun lalu aku tinggalkan Pulau Bali Dewata Seribu Pura Tujuan Dunia
sejenak-sejenak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Ternyata lagi,
Ibukota Jakarta juga berganti rupa. Panjang juga umurnya sejak enam puluh
delapan tahun menjanda. Bapakkota Jakarta entah ke mana. Mungkin dibawa kabur
Lady of the World Amerika Serikat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Kau tahu bagaimana
rupa Ibukota Jakarta?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Aku tidak benar-benar
tahu. Seorang di Geomatika pernah memberitahuku, “Tanah di Jakarta turun
sepuluh sentimeter setiap tahun.” Kubayangkan saja, sejak tiga tahun lalu aku
tinggalkan Pulau Bali Dewata Seribu Pura Tujuan Dunia sejenak-sejenak, berarti
sudah sepanjang penggaris standar anak sekolahanlah Ibukota Jakarta tenggelam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Tenggelam?!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Kutanya lagi, kau
tahu bagaimana rupa Pulau Bali Dewata Seribu Pura Tujuan Dunia? Sejak tiga
tahun lalu kutinggalkan sejenak-sejenak, Pulau Bali Dewata Seribu Pura Tujuan
Dunia katanya baik-baik saja. Nampaknya pernah disinggahi kerajaan pula.
Katanya ada Raja Bali yang damaikan kerusuhan di Lampung. Katanya. Katanya.
Sekali lagi, katanya lho ya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Bukan cuma kerajaan.
Pemain sepak bola juga pernah singgah. Barangkali menanam bola bersama
kekasihnya. Nanti kalau dia kembali ke Pulau Bali Dewata Seribu Pura Tujuan
Dunia sepuluh tahun lagi, banyaklah buah bola yang bisa dipetik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Konyol juga Pulau
Bali Dewata Seribu Pura Tujuan Dunia yang kutinggalkan sejenak-sejenak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Tentang mimpiku,
baru akan aku ceritakan. Sedari tadi itu khayalan, yang kadang datang kadang
pergi. Kadang benar, kadang gosip. Kadang tak usah pula diingat-ingat. Kadang
harus pula diceritakan. Kadang-kadang saja. Kalau Gendis nanti bertanya,
“Kenapa Ayah belum pulang, Bu? Kenapa Ayah harus kerja setiap hari, Bu?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Maka bisa saja aku
jawab, “Gendis, Gendis yang manis, Ibu ceritakan tentang puluhan tahun lalu,
dimana banyak manusia tak lagi tahu bagaimana berbahagia. Maka Ibu harus
bertemu Ayahmu yang konyol, sekonyol Pulau Bali Dewata Seribu Pura Tujuan Dunia,
yang janjikan bahagia dengan cara apa saja. Gendis tahu bagaimana Ayah cari
bahagia di luar sana? Nanti saja Gendis tahunya. Nanti Ayah pulang dengan
lembaran, dengan kartu ajaib, yang sebenarnya dengan itu Gendis mau apa saja
pasti bisa. Cuma Gendis harus ajukan proposal kepada Ayah dan Ibu. Gendis tidak
boleh sembarangan. Gendis tidak bisa sembarangan. Nah, begini ceritanya...”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Atau aku bisa jawab,
“Ayah kamu ya cari duit.” Jawaban Ibu yang tak pernah aku mimpikan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Begitulah kadang
Gendis masuk ke mimpiku. Kadang harus mengkhawatirkan yang belum ada. Kadang
harus khawatir kalau Gendis tak lagi bisa lihat lautan. Sering khawatir kalau
Gendis tak akan bangun di pagi cemerlang. Cemas juga kalau nanti Gendis tak tahu
cara berbahagia seperti manusia. Tak tahu bagaimana berbagi keberuntungan pada
anak jalanan, yang kadang bikin kasihan karena tak boleh duduk di sekolah, atau
kadang bikin sebal karena tak tahu sopan santun dan berlagak preman.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Di mimpi yang lain,
aku berdiri di atas daratan. Berdesak-desakan dengan puluhan mahluk bumi, di
atas permukaan seluas tiga kali tiga meter persegi. Ada manusia. Ada manusia
culas, ada manusia sedih, ada manusia anjing, ada manusia malaikat. Adakah
anjing kesayangan? Adakah bunga cempaka? Rasanya tidak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Kalau
bermiliar-miliar ini terus beranak, jadi beratus miliar, jadi triliun, jadi
kuadriliun, sampai jadi desiliun, aku yang satu harus begitu berharga. Kalau
aku tidak berharga, aku tak pantas menginjak bumi, pikirku. Bumi <i>kan </i> sudah begitu sempit untuk desiliun manusia.
Belum lagi binatang dan tumbuhannya yang kalau belum punah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Maka, nanti para
motivator akan berkoar-koar tentang semangat hidup, tentang “betapa berharga
diri Anda”. Oh, <i>desperation</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Pernah juga aku
bermpimpi tentang yang kuat yang bertahan. Tentang manusia yang hilang ditelan
malam, kemudian tak pernah kembali. Atau kembali di suatu pagi, di semak-semak
dengan lubang peluru di kepala. Pemerintahan sudah muak. Bagi mereka yang
dianggap tak berharga, berhadapan dengan peluru negara. Bagi mereka yang renta,
yang melebihi enam puluh lima tahun, juga berhadapan dengan peluru negara. Bagi
mereka yang bermusuhan, yang dikenal namanya karena menyajikan penjara bagi
koruptor negara, juga berhadapan dengan peluru negara. Bagi mereka yang
dianggap berbeda oleh sebagian mereka, juga berhadapan dengan peluru negara.
Maka negara punya triliunan peluru. Karena satu manusia kadang tak cukup habis
oleh satu peluru. Maka segala perindustrian negara jadi gelap, gelap
memproduksi peluru. Karena hanya dengan menghabisi, manusia bisa berdiri
sepantasnya. Manusia yang merasa lebih kuat bisa menjajah bermeter-meter milik
manusia yang tak lebih kuat. Dengan begitu, bumi tak lagi keberatan, tak lagi
kepadatan, tenteram, sejahtera, dengan sungai dosa dan lautan jenazah. Juga
langit yang selalu gelap di atas kepala.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; tab-stops: 14.2pt;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><sup><span style="line-height: 115%;">(1)
</span></sup><i><span style="line-height: 115%;">Those who are dead, are not dead/<o:p></o:p></span></i></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; tab-stops: 14.2pt;">
<i><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;"> They’re just living in my head/ oooh oooooh//<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Mimpi lain juga ada.
Tentang manusia robot. Tentang <i>millenium </i>yang
harus datang lagi sejak dua ribu dilahirkan. Tapi aku terlalu lelah
menceritakan yang ini. Kawanku, kau pasti tahu. Pasti tahu bagaimana hanya
dengan berkedip, yang kau inginkan bisa terjadi. Sakti bin ajaib memukau
mengagumkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Masih banyak yang
lainnya. Tapi jemariku mulai ringkih. Karena pagi semakin siang, dan siang
kadang menyebalkan. Harus pakai SPF 30 kalau tak mau terbakar perlahan. Itulah
ulahku, juga ulahmu barangkali. Karena kita sama-sama menikmati yang harus
telan isi bumi, yang harus tumbuhkan pepohonan, kemudian tebang lagi, kemudian
tumbuhkan lagi, kemudian tebang lagi, lalu sekali-sekali terbakar lagi. Lalu
mengomel lagi para tetangga negara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Di akhir, aku
ceritakan tentang mimpi yang singkat. Suatu pagi yang mentarinya terik sekali,
tak ada manusia, apalagi anjing dan bunga cempaka. Karena semalam langit
mengirim sesuatu. Langit lelah memeluk. Langit lelah bercerita pada yang tak
mendengarnya. Langit menangis, mengalirkan cairan untuk anak bumi berikutnya,
yang entah bagaimana rupanya, yang semoga saja mereka mencintai bumi dan langit
seperti mencintai ruh dan napasnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: right;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">Bandung,
<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: right;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">di
suatu pagi sampai siang cemerlang,<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: right;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">di
muka gedung dan pepohonan,<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: right;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">di
bawah langit.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: right;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">31
Juli 2013.<o:p></o:p></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: right;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div align="right" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; text-align: right;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; tab-stops: 14.2pt;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><sup><span style="line-height: 115%;">(2)</span></sup><i><span style="line-height: 115%;"> If you ever feel neglected/<o:p></o:p></span></i></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; tab-stops: 14.2pt;">
<i><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;"> If you think all is lost/<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; tab-stops: 14.2pt;">
<i><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;"> I’ll be counting up my demons/ yeah/<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; tab-stops: 14.2pt;">
<i><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;"> Hoping everything’s not lost//<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%; tab-stops: 14.2pt;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; line-height: 115%;">(1) Sepotong syair
Coldplay – 42.<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br />
</span><br />
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 115%;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">(2) Sepotong syair Coldplay
– Everything’s Not Lost</span><span style="font-family: Tahoma, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.com0Bandung, West Java, Indonesia-6.9147444 107.6098111-7.0408529 107.4484496 -6.7886359 107.7711726tag:blogger.com,1999:blog-1046143593615408988.post-82740700553724848502013-04-07T02:13:00.000-07:002013-08-22T02:16:42.124-07:00Dia<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 10.5pt;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Dia berulang kali mengais masa lalu. Mengumpulkan satu persatu.
Menyusun bagian demi bagian. Juga tanyanya tak pernah berhenti. Mengapa? Bahkan
di tahun ketiga, semua gelisah masih sama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 10.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 10.5pt;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Dia bilang dia gagal. Gagal jadi manusia. Dia gagal menerima
bahwa, pada suatu masa, segalanya bagaikan sulap. <i>Abracadabra</i>! Tak
ada yang persis sama. Indah dulu tak melulu sama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 10.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 10.5pt;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Maka ketika tahun berjalan, ruhnya masih enggan berjalan.
Matanya tak diam, begitu pun kedua telinga. Sekelilingnya berlari. Berpeluh.
Berdarah. Dia? Dia terperangkap di balik abar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 10.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 10.5pt;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Abarnya adalah tubuhnya. Tubuh yang menolak bahwa dia tak akan
tahu kapan selesai masanya. Tubuh yang menolak menjadi air di setiap wadah.
Rasanya, dulu, seseorang berkata padanya, bahwa dia adalah air. Ilmunya pun
adalah air. Dia tak pernah temukan bukti.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 10.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 10.5pt;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Begitulah di balik abar, dia temukan kantong sampah. Besar.
Tinggi. Bertumpuk. Dia mengais bukti. Mengais masa lalu. Mengais sampah.<i>Abracadabra</i>!
Sekelilingnya berdarah. Dia penuh sampah. Bau. Kotor. Hitam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 10.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 10.5pt;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Dikutuknya yang berdarah. Dilekapnya para sampah. Sudah terucap,
bahwa ruhnya enggan berjalan. Dia, bahkan tubuh dan ruhnya, tak pernah mengerti
mengapa harus mengais yang tak akan didapatnya. Dia tak butuh sampah. Dia harus
berdarah. Dia menangis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 10.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 10.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 10.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 10.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: #fefcfc; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><i>Tears stream down your face/ when you lose something you can’t
replace//</i><o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">- Senandung Coldplay</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Surabaya, 7 April 2013</span><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.com0Surabaya, East Java, Indonesia-7.2891660000000007 112.73439800000006-7.541179500000001 112.41167450000006 -7.0371525 113.05712150000005tag:blogger.com,1999:blog-1046143593615408988.post-53910497603391385602013-03-24T07:00:00.000-07:002013-08-22T22:27:26.781-07:00<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2_oZajKlYP1uJAT9cimvdLzOK2Ttiy6BfIlSiEVEg_y048MVRWk6QJA-h2KYBB6i6XOF_JEMR1IEAY1QOWQeAN1mzP9gBg-Av__paPGWeQqdcD9j3zKZgl6vPVCmIn3QvxjVgJhYZY28/s1600/IMG_20130324_081048.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2_oZajKlYP1uJAT9cimvdLzOK2Ttiy6BfIlSiEVEg_y048MVRWk6QJA-h2KYBB6i6XOF_JEMR1IEAY1QOWQeAN1mzP9gBg-Av__paPGWeQqdcD9j3zKZgl6vPVCmIn3QvxjVgJhYZY28/s400/IMG_20130324_081048.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: right;">
Kematian mungkin tak menyakitkan. Kelahiran begitu juga, ya?</div>
<div style="text-align: right;">
Tapi kehidupan, kadang menyakitkan.</div>
<div style="text-align: right;">
Dan atas segala kemarahan, saya mohon maafkan.</div>
<div style="text-align: right;">
Selamat jalan, Pekak. Silahkan berjalan, menyusul Ninik.</div>
<div style="text-align: right;">
Terangkan jalanmu, terangkan bumi dan kami.</div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: right;">
<b>Saya mencintai kalian.</b></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.com0Surabaya, East Java, Indonesia-7.2891660000000007 112.73439800000006-7.541179500000001 112.41167450000006 -7.0371525 113.05712150000005tag:blogger.com,1999:blog-1046143593615408988.post-39584172966793663042012-11-26T12:25:00.000-08:002013-08-22T21:06:32.678-07:00Ibu, Haruskah Saya Kembali ke Rumah?<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<b><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">“Belajar
yang baik, Nak. Kejar ilmu hingga ke negeri seberang. Lantas kembalilah ke
rumah, ubah hidup kita.” Nasihat seorang ibu melepas anak kebanggaannya.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Tak terhitung berapa ibu di Indonesia yang pernah
ditinggal anak-anaknya demi mengejar ilmu. Gantungkanlah cita-citamu setinggi
langit. Umumnya anak Indonesia mengenal kalimat itu sejak usia kecil. Kalau
cita-cita sudah digantung setinggi langit, bagaimana saya mendapatkannya, Bu
Guru?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Kalau di Indonesia, masalah pendidikan kadang-kadang
jadi masalah yang sangat pribadi. Kalau kamu ingin jadi dokter tapi tak mampu
bertahan hidup dengan biaya pendidikan seorang dokter, ya deritamu. Tak peduli
kamu jenius atau tidak, berkualitas atau tidak. Kalau tidak beruntung mendapatkan
beasiswa sebagai satu-satunya penyelamat, tamat sudah cita-cita menjadi dokter.
Akhirnya, cita-cita di langit jatuh ringan dan dikubur dalam-dalam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Lain lagi dengan yang satu ini. “Sekolah tidak
penting. Yang penting buka usaha, untung besar, sudah.” Kalau sudah beruntung
besar menjadi pengusaha, sudahlah cukup hidup ini. Cita-cita keluar dari daftar
kehidupan, kecuali memang cita-citanya menjadi pengusaha sukses. Ini
mengingatkan saya pada malam sekitar dua tahun yang lalu. Seorang pedagang roti
bakar pinggir jalan pernah bercerita pada saya. “Ah, saya <i>males</i> sekolah. <i>Ngapain</i>
sekolah, biar kakak saya saja yang TNI. Saya dagang begini sajalah,” tuturnya
tetap sibuk dengan roti bakar. Sekilas saya bercakap dengannya, pria muda
dengan gerobak roti ukuran kecil itu belum hidup dalam standar sejahtera
menurut saya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Kalau saya lihat, masih ada pribadi lainnya. Mereka
yang sangat gemar belajar, mengagumi indahnya pengetahuan, eksak ataupun
non-eksak. Relatif benar kata Andrea Hirata, semangat dan ilmu dapat menaklukan
apapun. Sarjana tidaklah cukup, kalau bisa sampai profesor. Tentu saja ini di
luar pandangan bahwa ilmu tak hanya didapat dari bangku sekolah, bahwa jadi
kutu buku saja sudah cukup untuk berkenalan dengan ilmu pengetahuan. Ya,
Indonesia masih punya orang-orang seperti ini, <i>kok</i>. Orang-orang yang setengah hidup setengah mati berjuang dalam
bentuk belajar, menyelesaikan skripsi sampai disertasi. Syukurlah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing">
<b><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Profesor, Nasibmu Kini<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Ini cerita untuk satu tipe pejuang dalam pendidikan,
profesor. Tidak mudah mendapat gelar profesor. Jangankan profesor, untuk jadi
sarjana saja kadang-kadang tiga perempat nyawa saya -rasanya- hendak keluar
dari tubuh menghadapi ujian, tugas, atau presentasi. Memang kemampuan akademis
saya yang biasa saja. Tapi entah mengapa saya yakin, sepintar-pintarnya calon
sarjana, pasti pernah mengalami hal seperti itu. Intinya, luar biasa para
profesor itu. Sekali lagi, semangat dan ilmu dapat menaklukan apapun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Dengan semua persepsi itulah mata saya terbelalak
ketika membaca harian Kompas edisi Selasa, 25 Oktober 2011. Di sudut kiri atas halaman
paling depan, judul ini menarik hati saya untuk membacanya. Gaji Profesor Lebih
Rendah dari Guru SD.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Melansir Kompas edisi kali itu, Jan Sopaheluwakan
adalah pakar ilmu kebumian yang 30 tahun lamanya bekerja untuk Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI). Posisinya adalah profesor riset yang berada dalam
pangkat tertinggi golongan IV/E di LIPI. Jan menempuh pendidikan S-2 dan S-3 di
perguruan tinggi luar negeri. Kini, setiap bulan Jan menerima Rp 5,2 juta
sebagai pengabdi di LIPI. Rupiah itu kita sebut sebagai gaji.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Sementara itu, guru sekolah dasar (SD) di Kabupaten
Serang, mendapatkan gaji Rp 6,5 juta per bulan. Lain lagi dengan guru SD di
Jakarta yang gajinya Rp 8,6 juta per bulan. Keduanya adalah guru dalam golongan
IV/A.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Memang bukan masalah uang. Semakin tinggi tingkat
pendidikan, bukan berarti semakin tinggi penghasilan dalam bentuk uang. Tapi
perhatikan apa yang profesor riset kerjakan di setiap negara, termasuk
Indonesia. Meneliti, mendapatkan penemuan baru. Ini tidak sepele untuk kemajuan
bangsa dan dunia. Sekecil apapun penelitian dan penemuan, tak akan ada lampu
kalau Thomas Alva Edison tidak memulainya dengan meneliti. Di Indonesia, bagi
orang awam seperti saya, mungkin tidak banyak penelitian di Indonesia yang
diketahui. Belum sebombastis hasil riset di Jepang mungkin. Tapi ternyata
banyak hasil riset di Indonesia yang mandeg tak berlanjut atau tak komersil. Lagi-lagi
karena biaya dan peralatan, masih juga ditambah akibat sistem birokrasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Gaji juga bisa diartikan sebagai penghargaan atau
balas jasa, atas apa yang seseorang kerjakan untuk mereka yang menggajinya. Sudah
luas begini profesor riset Indonesia mengarungi ilmu, tapi penghargaan terhadapnya
terlihat miris. Bagi saya miris, seakan-akan kita tidak menghargai pendidikan. Jepang,
terlepas dari kemakmurannya yang melampaui Indonesia, berani menggaji profesor
risetnya hingga Rp 600 juta sampai Rp 900 juta per bulan. Jepang menggantungkan
nasib negaranya pada pendidikan. Semakin miris.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Lebih Nyaman Berada di Langit<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Kalau sudah begini keadaannya, salahkan
profesor-profesor kita (Indonesia) bekerja di negara lain? Bekerja atas nama
negara lain. Hak hidup seseorang adalah hak masing-masing individu. Kalau
negara lain bisa menghidupinya lebih layak, mengapa tidak? Tentu saja ini di
luar konteks rasa nasionalisme penduduk Indonesia. Ini juga pekerjaan rumah
yang kompleks untuk rakyat Indonesia. Masalah gaji profesor, pendidikan, sampai
pada rasa nasionalisme rakyat Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Dulu, penjajah kita sudah mendidik nasionalisme
penduduk Indonesia. Van Deventer, seorang sosialis dan tokoh di balik lahirnya politik
etis (<i>etische politiek</i>) pernah
menulis artikel berjudul Hutang Kehormatan yang dimuat majalah de Gids (1899). Van
Deventer melihat adanya ketidakadilan pemerintah Hindia Belanda dalam melaksanakan
pendidikan. Artikel itu mengusik para penguasa Pemerintah Hindia Belanda hingga
mereka mengubah sistem pendidikan di negeri jajahan. Sebelumnya, pendidikan
hanya dimaksudkan untuk mencetak dan menyiapkan manusia yang siap mengabdi
kepada kepentingan penjajah. Ya, nasionalisme yang dimaksud adalah nasionalisme
terhadap penjajah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Jaman ini memang hidup terasa serba sulit, dari
pendidikan sampai ekonomi. Wajar saja jika setiap individu berusaha mencari
tempat terbaik untuk mendapat hidup yang layak. Begitulah, tidak sedikit
profesor kita yang meneduh di negeri lain, di langit tempat mereka
menggantungkan cita-cita. Entah akan kembali atau tidak. Jangan disalahkan jika
mereka sukses di rumah lain itu. <i>Toh</i>
Indonesia belum mampu menjadi ‘ibu’ mereka.<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><span style="line-height: 115%;"><br /></span>
<span style="line-height: 115%;">Kalau
ibu menyekolahkanmu hingga ke negeri seberang, kemudian mengiba memintamu
kembali ke rumah membawa perubahan, naluri antara anak dan ibu akan menjadi
penguasa. Normalnya, para anak akan kembali ke rumah membahagiakan sang ibu.
Indonesia, sudahkah menjadi ibu untuk para anaknya? Anaknya yang setengah hidup
setengah mati terbang mengejar cita-cita ke langit, yang kemudian sampailah
pada suatu titik bergelar ‘profesor’. Sekarang sang anak sudah terbang tinggi
sampai langit, dari atas sana ia bertanya, “Ibu, haruskah saya kembali ke
rumah?” Nampaknya ia lebih nyaman berada di langit.</span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.com0Surabaya, East Java, Indonesia-7.2891660000000007 112.73439800000006-7.541179500000001 112.41167450000006 -7.0371525 113.05712150000005tag:blogger.com,1999:blog-1046143593615408988.post-58748988227852804542011-12-15T02:20:00.000-08:002013-08-22T02:41:23.154-07:00Cut To!<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="color: #474747;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sore itu kasar. Letih
dan bisu. Saya hanya diam, tak sepercik kata saya uraikan. Padahal mereka,
orang-orang yang saya cintai sedang bercengkrama, berbahagia.<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="color: #474747;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">***<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="color: #474747;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br />
Ayah dan Ibu tak lagi mau tahu. Berulang kali saya mendebat, berulang kali saya
menang. Saya tahu betul mereka tak suka saya seperti itu,
keluar-pagi-kembali-malam. Tapi itu saya, merasa apa pun yang saya lakukan itu
adalah hal yang baik, memang tidak buruk. Satu masalah itu sudah cukup berat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;"><br />
Kali itu benar-benar menyakitkan. Linglung dan letih menelepon bolak balik.<br />
Sudah sampai titik akhir. Tinggal satu</span><span style="color: #474747;"> </span><i><span style="color: #474747;">scene</span></i><span style="color: #474747;"> </span><span style="color: #474747;">lagi, rampunglah film
cerita itu. Tapi kami tak berdaya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="color: #474747;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tidak ada aktris,
tidak ada waktu, dan tidak ada biaya. Kami melaluinya selama berminggu-minggu.
Tapi di titik akhir ini, saya benar-benar gagal memimpin.<br />
Calon-calon pemain satu persatu menerima telepon saya, tapi tak satu pun
menerima tawaran saya. Itulah mengapa saya diam.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="color: #474747;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">"Kamu kenapa,
Set?" tanya Disa, sahabat baik yang saya jumpai di Madyapadma. Beberapa
gelengan kepala yang saya berikan untuknya. Diam, tak sepatah kata pun keluar
dari mulut. Saya seperti <i>zombie</i> kala itu. Ya Tuhan, berat sekali rasanya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="color: #474747;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Bukan hanya Disa, satu
persatu dari mereka, sahabat-sahabat baik, menghampiri dan mencoba menghibur.
Gagal. Saya benar-benar seperti tak bernyawa.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="color: #474747;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sore itu usai. Kembali
ke rumah dan beristirahat. Bertemu keluarga, dan suasana rumah itu pun tak menyenangkan.
Muak dan saya tertekan. <i>Stressed</i>.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Satu</span><span style="color: #474747;"> </span><i><span style="color: #474747;">scene</span></i><span style="color: #474747;"> </span><span style="color: #474747;">yang gagal. Satu</span><span style="color: #474747;"> </span><i><span style="color: #474747;">scene</span></i><span style="color: #474747;"> </span><span style="color: #474747;">yang tak selesai. Bahkan sampai saat ini pun
tak juga jadi. Saya sang produser, dengan kegagalan yang fatal.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #474747;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">------------------------------------------------------------------------------------------------<o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><span style="color: #474747;">Scene 1 – Kelas 3 IPA 5 – Int- Siang</span></b><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><span style="color: #474747;">Cast : Slamet, Yogi dkk, Guru Bahasa Inggris,
siswa kelas 3 IPA 5 lainnya</span></b><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Kipas angin yang tergantung di plafon kelas
berputar-putar. Anehnya, ada sebuah tas ransel berwarna hitam yang tergantung
di sana.</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Slamet, seorang cowok berambut cikrak dan
bertinggi badan sedang, tiba-tiba masuk kelas sambil membawa air mineral gelas.
Ketika itu, kelas cukup ribut. Anak-anak berseragam putih abu bergerombol di
beberapa sudut, mengobrol dengan teman masing-masing. Guru belum datang.</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Saat Slamaet melihat tas yang tergantung di
kipas angin, ia langsung mendecakkan lidajnya dengan kesal. Ternyata itu
tasnya. Ia pun berjalan menuju bawah kipas angin sambil mengomel.</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><u><span style="color: #474747;">Slamet</span></u></b><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Baru tak tinggal
bentar udah kaya gini.</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Slamet meletakkan minumannya, beranjak naik ke
atas meja yang ada di bawah kipas, lalu mengambil tasnya. Sementara itu,
terdengar suara tawa dari arah belakang. Ternyata Yogi, Arya, Wira, dan 3 orang
lainnya menertawakan Slamet. Mereka mulai melempari Slamet dengan kulit kacang.</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><u><span style="color: #474747;">Arya</span></u></b><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Woo… wooo… sok kali si
Slamet…</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><u><span style="color: #474747;">Yogi</span></u></b><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Ae… sebeng gud gen…</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><u><span style="color: #474747;">Teman 1</span></u></b><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Keto be nak desa sing
taen ningalin kipas, kadene jemuhan…</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Anak-anak itu tertawa. Beberapa teman sekelas
pun senyum-senyum mendengarkannya.</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Slamet berhasil mengambil tasnya, lalu
berjalan menuju bangkunya sambil melindungi wajahnya dari lemparan kulit
kacang. Wajahnya kesal. Beberapa teman sekelas memandangi kejadian itu, tapi
yang lainnya cuek saja. Sudah biasa.</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Tiba-tiba Bapak guru Bahasa Inggris memasuki
kelas sambil membawa map berwarna biru dan beberapa buku. Anak-anak IPA 5
sontak menghambur ke bangku masing-masing. Guru langsung berjalan ke meja guru.
Sambil berjalan. Ia mengucapkan sapaan.</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><u><span style="color: #474747;">Guru Bahasa Inggris</span></u></b><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Good afternoon,
students.</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><u><span style="color: #474747;">Anak IPA 5</span></u></b><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Good afternoon,Sir.</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Pelajaran dimulai. Guru Bahasa Inggris menulis
di papan tentang Future Continous Tense. Seluruh siswa mencatat, kecuali Yogi
dan teman-teman genknya saling lempar kertas sambil tertawa-tawa kecil di
belakang.</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Guru menoleh ke belakang. Yogi dan teman-teman
genknya senyum-senyum aneh menahan tawa. Guru memicingkan mata tanda kesal.
Kemudian kembali menulis di papan.</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><u><span style="color: #474747;">Guru</span></u></b><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Kalau kalian tidak
mencatat, ulangan minggu depan kalian tidak akan bisa jawab.</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Yogi dan Wira memperebutkan lakban. Sementara
itu, teman-teman genk lainnya masih saling melempari kertas sambil
tertawa-tawa kecil. Siswa lainnya tetap mencatat materi di papan tulis.</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><u><span style="color: #474747;">Yogi</span></u></b><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Mai abe! Cang ngae!</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><u><span style="color: #474747;">Wira</span></u></b><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Araah.. aku ja dah!</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Guru merasa terganggu kemudian menoleh ke
belakang lagi. Guru melihat Yogi dan Wira memperebutkan lakban.
Teman-teman genk lainnya langsung diam dan pura-pura mencatat. Siswa
lain memperhatikan guru.</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><u><span style="color: #474747;">Yogi</span></u></b><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Ci jek bengkung
orahin! Cang maan maluan ne!</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><u><span style="color: #474747;">Wira</span></u></b><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Beh, pinjem je
bentar.. Cang ngidih dik!</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Guru menoleh sambil menggelengkan kepala.
Kesal memperingatkan, Guru kembali menulis di papan.</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><u><span style="color: #474747;">Guru</span></u></b><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Kalian memang tidak
pernah bisa diberi tahu!</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Dina dan teman sebangkunya menoleh ke
belakang, memperhatikan kenakalan Yogi dan teman-temannya.</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><u><span style="color: #474747;">Dina</span></u></b><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Ya ampun, mereka kayaknya
nggak punya niat belajar, ya?</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><u><span style="color: #474747;">Teman sebangku Dina</span></u></b><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Iya kali…</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Mereka menoleh ke depan lagi.</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><u><span style="color: #474747;">Teman sebangku Dina</span></u></b><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Mendingan mereka di
luar aja…</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Dina menganggukan kepala.</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><u><span style="color: #474747;">Teman sebangku Dina</span></u></b><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span style="color: #474747;">Daripada di sini, cuma
ganggu yang lagi belajar aja…</span><span style="color: #474747;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="color: #474747;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Cut To<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFCFC; line-height: 13.5pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Surabaya, 15 Desember 2011</span><span style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.com0Surabaya, East Java, Indonesia-7.2891660000000007 112.73439800000006-7.541179500000001 112.41167450000006 -7.0371525 113.05712150000005tag:blogger.com,1999:blog-1046143593615408988.post-88018642142258187422009-02-12T01:16:00.000-08:002013-08-22T20:16:29.390-07:00warisan Pulau Serangan<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">
<b><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Dahulu kala, sekelompok pelaut bersuku Bugis terdampar
di sebuah pulau kecil nan mempesona. Ada banyak versi tentang kelanjutan
kisahnya. Namun di akhir cerita, sebuah Kampung Bugis pun menjadi bagian
dari pulau menawan itu, Pulau Serangan.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">
<span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 9.0pt;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Bagai pelangi, Pulau Serangan yang berpenduduk sekitar 3.500 orang dalam 815 KK ini
tak hanya memiliki satu warna. Warna adat dan keyakinan masyarakat di Pulau
Serangan bukan hanya adat dan keyakinan mayoritas masyarakat <st1:place w:st="on">Bali</st1:place>.
Kampung Bugis, yang masyarakatnya beragama Islam, hidup berdampingan dalam satu
daratan dengan masyarakat Hindu Serangan. Walaupun pemukiman mereka seakan
terpisah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">
<span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 9.0pt;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Serangan, pulau
kecil yang terletak 500 meter di selatan Kota Denpasar ini menjadi
naungan hidup masyarakat dengan dua keyakinan berbeda. Sedikit kisahnya, dahulu
kala Pulau Serangan yang kini luasnya mencapai 480 hektar merupakan wilayah
kekuasaan Kerajaan Badung. Berawalnya sejarah Kampung Bugis ketika sekelompok
pelaut Bugis terdampar di pulau kecil ini pada abad XVII. Kemudian, atas jasa
pelaut Bugis yang membantu Kerajaan Badung dalam memerangi Kerajaan Mengwi,
sepetak daratan Serangan menjadi hadiah untuk mereka.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27.0pt;">
<span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 9.0pt;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Hingga saat ini,
Kampung Bugis yang luasnya sekitar dua hektar itu masih abadi ditinggali
keturunan sang pelaut Bugis tersebut. Adapun cerita lain yang konon menjadi
awal sejarah dari Kampung Bugis di Pulau Serangan. Muhammad Muhadi, Kepala
Lingkungan Kampung Bugis pernah menceritakan bahwa menetapnya pelaut-pelaut
Bugis yang terdampar itu berawal dari air yang mereka minum. Dalam pelayaran
yang sangat melelahkan dari <st1:place w:st="on">Makassar</st1:place>, para
pelaut itu singgah di Serangan untuk mencari air minum. Setelah meneguk air
segar itu, mereka terkena pengaruh <i>sira angen</i> — merasa sayang atau kangen
dengan Serangan. Sehingga, tak sedikit dari pelaut Bugis itu yang memutuskan menetap di <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">sana</st1:city></st1:place>. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 26.95pt;">
<span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 9.0pt;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Kampung Bugis,
dengan masyarakatnya yang berjumlah sekitar 360-an jiwa masih utuh
beserta kepingan-kepingan kenangan dari nenek moyang mereka. Beberapa
diantaranya seperti masjid kuno bernama Assyuhada dan sebuah Kuburan Tuan Guru.
Bermacam-macam pekerjaan yang mereka lakukan untuk menyambung hidup. Mayoritas
mencari nafkah dengan melaut. Belakangan ini, cukup banyak yang memilih
industri pariwisata atau mengadu nasib di luar Pulau Serangan. “Sebelum ada
jalan di Serangan, semuanya jadi nelayan. Sekarang kebanyakan anak-anak bekerja
ke luar Serangan,” Muhadi menceritakan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 26.95pt;">
<span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 9.0pt;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Sedangkan wilayah
tinggal masyarakat Hindu Serangan terletak tidak jauh dari perkampungan
masyarakat Bugis. Wilayah pemukiman di antara kedua suku ini dipisahkan oleh
parit yang panjang. Perumahan mereka berbaris rapi menghadap satu jalan setapak
yang melintang. Tentunya, masih terletak pada satu daratan Pulau Serangan. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 26.95pt;">
<span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 9.0pt;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Bercerita tentang
hubungan dua adat ini, mereka tetap rukun tanpa konflik. Seakan tak ada yang
perlu diperbincangkan lagi akan adanya perbedaan suku dan adat di antara
keduanya. “Walaupun sekarang ini ada banyak suku, kita masih tetap saling
bantu,” Muhadi menuturkan. “ Kalau ada hari raya, mereka (orang Bugis - Red)
biasanya bawa <i>jotan</i> ke sini. Begitu
juga kita (orang Hindu Serangan - Red),” Nyoman Gita, seorang masyarakat Hindu
Serangan berpendapat senada.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 26.95pt;">
<span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 9.0pt;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Meskipun kedua
suku tinggal di atas daratan pulau yang sama, pemukiman yang mereka tempati
seakan terkotak-kotak dan terpisah. Menurut<span style="color: red;"> </span>I
Wayan Karma, Kasi Tramtib Kelurahan Serangan, penyebabnya sederhana saja: tanah
Kampung Bugis merupakan warisan dari nenek moyang mereka yang secara turun
temurun ditempati oleh orang bugis. Hal itulah yang menyebabkan terbaginya wilayah antara masyarakat Hindu Serangan dan masyarakat Kampung Bugis seperti
awal kisah adanya Kampung Bugis di Pulau Serangan. Walau terpisah begitu, bukan
berarti antara masyarakat Kampung Bugis dengan masyarakat Hindu Serangan tidak
saling berhubungan. Bahkan, rasa solidaritas mereka terlihat erat. “Kalau
Galungan, warga Kampung Bugis ikut <i>ngayah</i>.
Kalau piodalan juga mereka ikut membantu. Tidak mesti membuat <i>banten</i>, mereka membantu sesuai dengan
bidang yang mereka bisa,” cerita Wayan Karma.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 26.95pt;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 9.0pt;">Mengutip dari
hasil studi lapangan Lisa Woinarski pada tahun 2002, diceritakan bahwa </span>sebelum
adanya proyek BTID (<span style="font-size: 11.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Bali Turtle Island Development</span>) pada tahun ’90-an,
masyarakat hidup dengan aman dan tentram. Namun, seiring dengan berjalannya proyek BTID, muncul
konflik dalam masyarakat Serangan. Padahal dulu, adanya sedikit konflik dalam
masyarakat Serangan cenderung karena pembelahan partai politik daripada pembelahan
etnik antara orang Bugis dan <st1:place w:st="on">Bali</st1:place>. Bahkan, masyarakat
Bugis hidup rukun dengan masyarakat Hindu Serangan sampai dianggap bersaudara, begitu yang dijelaskan oleh Wayan Patut, masyarakat Serangan.</span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 26.95pt;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Tetapi lebih dari itu, Muhammad Muhadi, Wayan Karma, Nyoman Gita, dan
beberapa masyarakat Hindu Serangan serta masyarakat Kampung Bugis lainnya
menceritakan bahwa tali persaudaraan antara kedua suku itu masih tetap utuh
sejak awal kedatangan pelaut Bugis empat abad yang lalu. Dan hal apapun yang
mungkin dapat menggoreskan persaudaraan mereka, hidupnya dua suku yang berbeda
di tanah Serangan telah mengukir dan mewariskan cerita perbedaan yang indah
untuk anak cucu mereka.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.com0Denpasar, Bali, Indonesia-8.65629 115.22209900000007-8.9074435 114.89937550000008 -8.4051365000000011 115.54482250000007tag:blogger.com,1999:blog-1046143593615408988.post-66036719719758614662008-07-27T12:12:00.000-07:002013-08-22T20:53:37.179-07:00<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF9zQ9wEvyS-4NHCB9x_1QLNz-VoRVpq9z5Jl9oSt591xuXVSp0IKRsx-CB8OrJs2P20vP2SpkJbAdqSjCBTkAJyJlSK8J_9Fnz0TiSsSak8pe9xs3YI3jVl4rUwApul8DY76uqu48JVc/s1600/IMG_20130526_223402.jpg" imageanchor="1"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF9zQ9wEvyS-4NHCB9x_1QLNz-VoRVpq9z5Jl9oSt591xuXVSp0IKRsx-CB8OrJs2P20vP2SpkJbAdqSjCBTkAJyJlSK8J_9Fnz0TiSsSak8pe9xs3YI3jVl4rUwApul8DY76uqu48JVc/s400/IMG_20130526_223402.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: right;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; font-size: large;">Tiap orang keluar dari satu turunan, karena itu satu sama lain adalah saudara. - <b>Pramoedya Ananta Toer</b></span></blockquote>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/05768945522885677558noreply@blogger.com0Denpasar, Bali, Indonesia-8.65629 115.22209900000007-8.9074435 114.89937550000008 -8.4051365000000011 115.54482250000007